Cara Vaksin Kucing Yang Benar Beserta Syarat-Syaratnya


Vaksinasi sungguh penting untuk binatang peliharaan, salah satunya kucing. Wajib halnya bagi cat lovers untuk menenteng kucing peliharaan ke dokter binatang atau vet terdekat untuk menerima suntik vaksin. Vaksin itu sendiri berguna untuk melindungi anabul kesayangan dari nanah virus dan basil yang dapat mengusik kesehatannya.





Cara vaksin kucing sebaiknya diserahkan terhadap ahlinya yaitu dokter binatang. Vaksinasi untuk kucing terdapat banyak jenisnya. Vaksin pertama kali diberikan dikala anak kucing memasuki usia 8 minggu, lalu beri vaksin lagi berjarak 3 hingga 5 ahad lalu. Untuk klarifikasi selengkapnya simak artikel berikut ini.





Baca Juga : 8 Cara Mengobati Scabies Pada Kucing yang Benar Sampai Sembuh





Jenis-Jenis Vaksin untuk Kucing Peliharaan










Vaksin yang diberikan pada kucing tidak hanya satu jenis saja, melainkan banyak jenis sesuai kebutuhannya. Vaksin kucing dibedakan dalam 2 klasifikasi, ialah vaksin inti dan non-inti. Kedua klasifikasi ini sangat penting dan dibutuhkan bagi kucing, akan tetapi perlu dikonsultasikan apalagi dahulu dengan dokter hewan. Berikut jenis-jenis vaksin kucing yang wajib diketahui oleh cat lovers.





1. Vaksin Inti





Vaksin inti adalah vaksin yang diberikan kepada semua kucing terlepas dari apapun kondisinya. Vaksin inti untuk kucing berisikan 4 jenis, yaitu vaksin rabies, serta vaksin FVRCP yang merupakan adonan dari 3 jenis vaksin yakni FPV, FHV-1 dan FCV. Seperti ini penjelasannya.





a. Vaksin Rabies





Vaksin Rabies
(Sumber: Klikdokter.com)




Rabies adalah salah satu penyakit mematikan yang bisa menular ke manusia dari air liur atau gigitan hewan yang terinfeksi. Meskipun cukup jarang didapatkan rabies pada kucing, akan namun cat lovers tetap harus waspada alasannya mampu saja kucing peliharaan tertular dari gigitan binatang yang terinfeksi. Oleh alasannya adalah itu diharapkan vaksin rabies untuk menghalangi nanah virus ini.





Meskipun tidak termasuk dalam daftar vaksin inti, akan tetapi vaksin rabies sudah diwajibkan oleh undang-undang di sebagian besar kawasan. Sebab penyakit rabies pernah menjadi wabah di seluruh dunia, sehingga vaksin ini diusulkan untuk diberikan pada kucing peliharaan.





b. Vaksin FPV





Vaksin FPV yaitu vaksin yang wajib diberikan pada anak kucing. Vaksin ini dapat melindungi anak kucing dari penyakit menular dengan tingkat maut tinggi berjulukan feline parvovirus atau panleukopenia kucing.





Penyakit ini menyerang anak kucing. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini dimulai dari menurunnya energi serta nafsu makan yang rendah. Kemudian menjelma muntah dan diare pada anak kucing. Virus penyakit ini juga mampu membunuh sel darah putih, sehingga anak kucing jadi lebih rentan kepada nanah sekunder.





c. Vaksin FHV-1





Jenis vaksin inti selanjutnya yaitu FHV-1. Vaksin ini mampu melindungi kucing dari bisul virus feline rhinotracheitis. Feline herpesvirus ini mampu menimbulkan gejala bisul susukan pernapasan yang parah. Terlihat dari kucing yang sering bersin-bersin, hidung tersumbat dan basah serta kucing mengalami konjungtivis. Bahkan dalam beberapa kasus, penyakit ini juga mampu menjadikan pneumonia dan bisul mulut pada kucing.





Meskipun kucing mampu sembuh dari nanah permulaan, akan tetapi perlindungan vaksin FHV-1 tetap perlu diberikan semoga virus tidak aktif lagi dan menginfeksi kucing.





d. Vaksin FCV





Vaksin FCV atau vaksin feline calicivirus mampu melindungi kucing peliharaan dari bisul virus akses pernapasan bab atas. Gejala yang ditimbulkan dari infeksi virus ini mencakup bersin, ingus, serta ulserasi verbal.





Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat menyebabkan pada kucing peliharaan. Feline calicivirus juga dikaitkan dengan gingivitis atau stomatitis kronis, yakni peradangan gusi dan gigi yang menyakitkan. Infeksi virus ini juga dapat mengakibatkan rambut rontok serta pengerasan kulit di bagian lain tubuh seperti hepatitis.





Baca Juga : Cara Menghilangkan Kutu Kucing Cepat Kilat, Praktis dan Aman





2. Vaksin Non-Inti





Vaksin Non-Inti
(Sumber: Animalrapidtest.com)




Berbeda dari vaksin inti yang diberikan pada kucing peliharaan terlepas dari keadaan dan kawasan tinggalnya, vaksin non-inti ialah vaksin yang diberikan berdasarkan gaya hidup kucing peliharaan. Vaksin non-inti terdapat 3 jenis, yaitu selaku berikut:





  • Vaksin Klamidia yaitu vaksin yang berguna untuk menghalangi abses basil. Vaksin ini terkadang menjadi bab dari vaksin FVRCP.
  • Vaksin Bordetella ialah vaksin yang diberikan pada kucing yang berkala dibawa ke salon binatang atau yang tinggal di sangkar. Vaksin ini dapat mencegah infeksi yang mampu menyebar dengan segera di salon binatang. Meskipun tidak dapat menangkal penyakit dengan sepenuhnya, akan namun kucing yang telah diberi vaksin ini mampu dicegah supaya tidak mengalami sakit yang parah.
  • Vaksin leukimia kucing atau FeLV yakni vaksin yang mampu melindungi kucing dari infeksi virus leukimia kucing. Virus ini cukup serius dan mampu menyebar melalui banyak cara, mirip air liurnya, feses, urin, termasuk air susu ibu kucing. Virus ini sungguh direkomendasikan diberikan pada kucing peliharaan yang kerap menghabiskan waktu di luar rumah. Karena sekalinya kucing mengalami penyakit leukimia, kucing tidak bisa disembuhkan sehingga perlu dilaksanakan vaksinasi.




Baca Juga : 10 Penyebab Mata Kucing Berair dan Cara Mengobati dengan Benar





Cara Vaksin Kucing yang Tepat 










Cara Vaksin Kucing yang Tepat
(Sumber: Hewanesia.com)




Anak kucing yang belum lahir belum bisa diberi vaksin. Karena pada ketika sehabis lahir, anak kucing masih dilindungi dengan antibodi yang didapat dari ibunya melalui ASI pertama atau kolostrum. Anak kucing akan mengalami era kritis ketika konsentrasi antibodi dari induknya tidak lagi cukup untuk melindunginya dari bisul virus, sehingga pada ketika inilah anak kucing harus mendapatkan vaksinasi.





Usia ideal anak kucing mendapatkan suntik vaksin inti untuk pertama kalinya adalah pada usia antara 7 hingga 9 minggu. Lalu suntikan vaksin berikutnya diberikan dalam jarak waktu 3 sampai 5 minggu setelah vaksin pertama.





Apabila cat lovers mengadopsi anak kucing usia di atas 8 minggu, semestinya tanyakan terhadap breeder atau tempat penampungan kucing ini apakah kucing telah pernah menerima vaksin. Sedangkan untuk anak kucing yang dipungut dari jalanan, semestinya segera bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan vaksinasi biar tubuhnya kebal dari nanah bakteri dan virus yang mematikan.





Sebelum dokter hewan memberi vaksin, dokter akan melakukan investigasi secara menyeluruh pada kucing peliharaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kucing dalam kondisi yang sehat. Penting bagi pemilik kucing untuk memberi tahu dokter mengenai sikap dan tanda-tanda tidak umumyang dialami kucing, mirip mudah lelah, tubuh lemas, sering muntah, sampai diare sesekali.





Setelah diberikan dua kali suntikan vaksin inti, cat lovers dapat menenteng kucing ke dokter binatang untuk mendapatkan suntikan lanjutan. Suntikan lanjutan ini diberikan antara 12 dan 16 ahad. Adapun vaksin yang diberikan untuk vaksin lanjutan mencakup vaksin untuk flu kucing, vaksin panleukopenia kucing, serta vaksin leukimia kucing. Saat kucing berusia 1 tahun, dokter hewan juga akan memperlihatkan suntikan lanjutan untuk virus yang serupa.





Vaksin yang berhasil tidak akan menawarkan respons negatif pada kucing. Namun ada juga efek samping yang muncul pada kucing yang cukup jarang terjadi. Seperti reaksi alergi ringan sampai alergi berat. Jika kucing menawarkan gejala reaksi alergi meski sudah menjalani cara vaksin kucing yang benar, sebaiknya segera periksakan peliharaan ke dokter binatang.





Jangan lupa untuk ikuti kemajuan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.


Comments

Popular posts from this blog

8++ Pakaian Akhlak Jawa – Filosofi Kebudayaan, Gambar & Penjelasan

Cara Mengatasi Bayi 8 Bulan Sering Bab

Cara Menyembuhkan Diare Yang Berkepanjangan